Mi
atau mie
adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak
dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus
dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air. Orang Italia, Tionghoa, dan Arab telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, meskipun
tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi
tertua yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
Sesuai catatan sejarah, mie pertama kali dibuat di
daratan China sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han.
Dari China, mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan dan
negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas sampai ke benua Eropa.
Di benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke China dan membawa oleh-oleh mie. Namun, pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini.
Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya, mie juga mula-mula berkembang di sana dan diajarkan sebagai sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik.
Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara massal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di China mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962).
Dengan melihat sejarah mie di atas, dan melihat kondisi pasar saat ini, maka dapat dikatakan bahwa membuka usaha mie ayam adalah usaha yang cukup menarik untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat peminat mie ayam itu sendiri.
Di benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marco Polo berkunjung ke China dan membawa oleh-oleh mie. Namun, pada perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita kenal saat ini.
Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Logikanya, mie juga mula-mula berkembang di sana dan diajarkan sebagai sebagai lembaran-lembaran tipis menyerupai mie. Pada awalnya mie diproduksi secara manual, baru pada tahuan 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik.
Evolusi pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T Masaki pada tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat memproduksi mie secara massal. Sejak saat itu, mie mengalami banyak perkembangan, seperti di China mulai diproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan di Jepang muncul Saparo Ramen (1962).
Dengan melihat sejarah mie di atas, dan melihat kondisi pasar saat ini, maka dapat dikatakan bahwa membuka usaha mie ayam adalah usaha yang cukup menarik untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat peminat mie ayam itu sendiri.
Oleh
karena itu saya membuka Mie Ayam M. Nasokha ini sejak 15 tahun yang lalu yang
bertempat di jalan Ariodillah. Awalnya saya berjualan menggunakan grobak dan
hingga akhirnya saya mempunyai tempat sendiri dari warung dirumah, sekolah,
hingga yang berada di sebelah MTS N 1 PLG ini. Memang pada saat itu hanya kami
yang menjual Mie Ayam di kompleks ini. Namun lambat laun mie ayam ini hanya
bisa bertahan satu tempat saja yakni di jalan Ariodillah. Karena tempat-tempat
yang lain diperuntukkan kepada sanak saudara. Inilah tempat usaha saya
satu-satunya. Walaupun demikian hasilnyapun cukup untuk kebutuhan rumah tangga,
biaya anak sekolah dll.
Bagi yang berminat untuk
mencoba silahkan datang ke Jl. Ariodillah tepatnya di sebelah Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Palembang ( depan Makam Pahlawan ).
Fb : mieayams0kha@yahoo.com
mie ayam ajib
BalasHapuskesukaan banget nih mie ayam
BalasHapusvitamin rambut matrix